Tingkatkan Peran Pemilih Pemula dalam Pengawasan Pemilu, Bawaslu Kota Jakarta Barat Gelar Program Skolastik di SMA Sumpah Pemuda Joglo
|
Jakarta – Sebagai bagian dari upaya meningkatkan partisipasi dan kesadaran demokrasi di kalangan generasi muda, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Jakarta Barat menyelenggarakan program Skolastik (Sekolah, Pelatihan dan Keterampilan Teknik) yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Sumpah Pemuda Joglo hari ini, Kamis, 30 Oktober 2025. Kegiatan ini diinisiasi untuk membekali para pelajar dengan pengetahuan mengenai proses demokrasi dan pentingnya peran mereka dalam mengawasi tahapan-tahapan pemilu.
Mengangkat tema “Pendidikan Pemilih: Pemilih Cerdas, Aktif, dan Kritis”, kegiatan ini bertujuan memberi pencerahan dan analisis kritis di kalangan siswa-siswi SMA Sumpah Pemuda tentang kepemiluan. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 100 peserta yang terdiri dari siswa-siswi kelas 11 SMA Sumpah Pemuda dari berbagai jurusan.
Acara dibuka oleh Kepala SMA Sumpah Pemuda Bapak Ihwan Setiawan, S.E, M.M. Dalam sambutannya, Kepala SMA Sumpah Pemuda berterimakasih atas kedatangan jajaran Bawaslu Kota Jakarta Barat dan berharap ilmu yang disampaikan bermanfaat bagi para siswa/siswi SMA Sumpah Pemuda. “Kami mengapresiasi kedatangan pimpinan Bawaslu Kota Jakarta Barat, Ibu Fitriani, M.Pd, kami juga berharap semua ilmu dan pengetahuan yang disampaikan dapat menjadi referensi bagi siswa dalam ikut serta berpartisipasi di momen kepemiluan.”
Anggota Bawaslu Kota Jakarta Barat, Fitriani, M.Pd dalam paparannya mengungkapkan rasa bangga atas antusiasme para peserta dalam mengikuti kegiatan ini. Ia menuturkan bahwa pemilih pemula harus mampu memahami proses tahapan pemilu, hak dan kewajibannya sebagai pemilih, serta pentingnya pengawasan yang dilakukan secara mandiri dan bersama-sama untuk menjaga kualitas dan kejujuran pemilu.
“Kita berharap dari kegiatan ini, generasi muda akan semakin memahami bahwa mereka bukan hanya sebagai pengguna hak pilih, tetapi juga memiliki peran aktif dalam mengawasi jalannya pemilihan. Dengan demikian, demokrasi yang bersih dan berintegritas dapat tercipta. Bawaslu secara kelembagaan juga membutuhkan partisipasi dari pemilih pemula untuk ikut mengawasi, sebagaimana slogan Bawaslu, Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu” ujarnya.
Kegiatan hari ini juga menampilkan berbagai materi yang bersifat interaktif, mulai dari pemahaman tentang tata cara pencoblosan, pentingnya netralitas dalam pemilu, serta bagaimana mengawasi dan melaporkan potensi pelanggaran selama proses pemilihan.
Fitriani juga mengklasifikasikan berbagai kategori pelanggaran pemilu yang bisa dilaporkan ke Bawaslu. “Ada tiga jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan ke Bawaslu melalui proses penanganan pelanggaran, yakni pelanggaran administrasi, pelanggaran pidana, dan pelanggaran kode etik. Pelanggaran pidana menjadi menarik karena adanya tiga lembaga yang saling bekerjasama dalam kelompok kerja sentra gakkumdu, yakni Kejaksaan, Kepolisian, dan Bawaslu. Kerjasama tiga lembaga tersebut diatur dalam Undang-Undang Pemilu dan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum.”
Usai kegiatan, Salah satu siswa peserta bernama Meisya mengungkapkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru terhadap proses kepemiluan. "Selama ini saya hanya tahu tentang mencoblos. Setelah ikut Skolastik, saya jadi tahu bahwa tugas kita tidak berhenti di bilik suara, tapi juga ikut memastikan semua proses berjalan jujur dan adil," katanya.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab, para siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan. Tercatat ada 5 orang penanya dengan pertanyaan seputar tugas-tugas Bawaslu dalam rangka penanganan pelanggaran pada tahapan pemilu. Bawaslu Kota Jakarta Barat berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan edukasi serupa ke berbagai segmen masyarakat, khususnya generasi muda, sebagai investasi jangka panjang untuk penguatan demokrasi di Indonesia. Kegiatan ini juga diharapkan mampu menumbuhkan bibit-bibit pengawasan pemilu yang mandiri dan berintegritas sejak usia dini. Melalui pendidikan politik kepada pemilih pemula, diharapkan kepada generasi muda dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga keberlangsungan demokrasi yang bermartabat di Indonesia.
Penulis dan Foto: Ginanjar Pangestu Aji
Editor: Derinah