Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Jakarta Barat Gelar Program SKOLASTIK di SMA Katolik Ricci I

humas 27 Oktober 2025

Suasana Kegiatan Skolastik di SMA Katolik Ricci I

Jakarta, 22 Oktober 2025 — Program Sekolah Kader Partisipatif untuk Literasi Politik (SKOLASTIK) yang digagas oleh Bawaslu Kota Jakarta Barat kembali menyapa pelajar sekolah menengah. Kali ini, kegiatan diselenggarakan di SMA Katolik Ricci I Jakarta dengan mengusung tema “Pendidikan Pemilih: Pemilih Cerdas, Aktif, dan Kritis.”

Kegiatan ini menjadi sarana edukasi politik bagi siswa/i SMA Katolik Ricci 1, khususnya mereka yang akan menjadi pemilih pemula pada Pemilu 2029 mendatang. Sejak pagi, aula sekolah terisi penuh oleh peserta dari kelas 12. Tim Bawaslu Jakarta Barat hadir bersama perwakilan guru untuk memandu jalannya acara. Selama kegiatan berlangsung, para siswa mengikuti sesi dengan tertib. Beberapa peserta mencatat poin-poin penting dari pemaparan materi yang disampaikan narasumber.

Acara ini dibuka dengan sambutan oleh Vinsensius Laka Jira, S.Pd., guru PPKn SMA Katolik Ricci I, yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan edukatif ini.

“Kegiatan seperti ini penting agar siswa tidak hanya tahu cara memilih, tapi juga paham arti dibalik demokrasi,” ujarnya.

Selanjutnya, Dewi Rosita, S.Pd., Gr., selaku Kepala Sekolah SMA Katolik Ricci I, turut memberikan sambutan dan menyampaikan dukungan terhadap kegiatan tersebut. Ia menilai bahwa kegiatan SKOLASTIK kali ini memberikan wawasan baru bagi siswa untuk mengenal sistem politik dan pemilu secara langsung.

“Edukasi seperti ini menjadi jembatan bagi siswa kami untuk mengenal nilai partisipasi dan tanggung jawab sebagai warga negara,” ucapnya.

Sebagai narasumber utama, hadir Fitriani, M.Pd., C.Med., Anggota Bawaslu Kota Adminitrasi Jakarta Barat sekaligus Koordinator Divisi SDMO dan Diklat. Dalam paparannya, Fitriani menjelaskan bahwa pengawasan pemilu bukan hanya tugas penyelenggara, tetapi juga bagian dari partisipasi masyarakat.

“Masyarakat punya tugas partisipatif aktif mengawasi pemilu, dengan membantu Bawaslu,” jelas Fitriani.

Ia juga menekankan pentingnya peran pemilih muda dalam menjaga keadilan dan transparansi proses demokrasi. Melalui contoh-contoh kasus nyata yang pernah terjadi di lapangan, Fitriani mengajak para siswa memahami bagaimana pelanggaran pemilu dapat dicegah melalui keterlibatan aktif masyarakat.

Setelah sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang menjadi bagian paling dinanti para peserta. Banyak siswa yang berebut kesempatan bertanya. Sebagian di antaranya menanyakan hal-hal praktis, seperti cara mendaftar sebagai pemilih, mekanisme pengawasan, hingga proses pemungutan suara di luar negeri.

Pada sesi tanya jawab, sejumlah siswa menyampaikan berbagai pertanyaan seputar pelaksanaan pemilu. Salah satu siswa, Vania, menanyakan:

“Bagaimana kalau kita sedang berada di luar negeri saat pemilu berlangsung, apakah harus terbang ke Indonesia untuk ikut memilih atau bagaimana?”

Fitriani selaku komisioner Bawaslu Kota Adminitrasi Jakarta Barat menjelaskan bahwa Warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri tetap dapat menggunakan hak pilihnya melalui Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) yang tersedia di kedutaan atau konsulat RI setempat.

Selain sesi tanya jawab yang berisi pembahasan serius, kegiatan juga diisi dengan momen ringan. Alfaro, salah satu peserta, mengajukan pertanyaan dengan nada bercanda,

“Sebagai pimpinan, pernah nggak diketok palu saat ingin mencoblos?” ujar Alfaro. 

Pertanyaan tersebut diikuti dengan tawa dari peserta dan narasumber yang hadir di ruangan.

Sementara itu, Calvin Agus Wijaya, salah satu siswa kelas XII, mengungkapkan bahwa kegiatan SKOLASTIK membuatnya lebih paham akan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pemilu.

“Sangat bermanfaat dan membantu bagi kami, para pemuda, untuk lebih siap menghadapi pemilu ke depan,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan kami selama kegiatan, para siswa aktif mencatat, berdiskusi, serta memberikan pendapat terkait isu politik yang dibahas. Beberapa siswa bahkan menyampaikan bahwa mereka baru mengetahui pengawasan pemilu dapat dilakukan oleh masyarakat, termasuk kalangan pelajar dan mahasiswa.

“Ternyata kita juga bisa ikut berperan dalam menjaga pemilu yang jujur,” ujar Calvin.

Melalui kegiatan SKOLASTIK ini, Bawaslu Kota Administrasi Jakarta Barat berupaya memperkuat literasi politik generasi muda agar mereka mampu menjadi pemilih yang cerdas, aktif, dan berintegritas. Program ini juga diharapkan dapat menumbuhkan budaya politik partisipatif di lingkungan pendidikan.

Dengan keterlibatan pelajar dalam kegiatan seperti ini, nilai-nilai demokrasi dan kesadaran berpolitik dapat tumbuh lebih dini di kalangan generasi muda. Bawaslu Kota Administrasi Jakarta Barat berencana melanjutkan program serupa ke sejumlah sekolah di wilayahnya sebagai bagian dari upaya membangun pendidikan politik berkelanjutan di tingkat pelajar.

Penulis: Handrian
Editor: Derinah